Problematika Proses pembelajaran: Akankah Menghasilkan Output Bermutu

Iklan Semua Halaman


.

Problematika Proses pembelajaran: Akankah Menghasilkan Output Bermutu

Juwaini
Rabu, 22 Juni 2022
        Foto: Hasan Basri,S.Pd,MM

BIREUEN | Implementasi Kurikulum Merdeka terus digalakkan baik melalui sosialisasi hingga pelaksanaan pelatihan IKM di lingkungan satuan pendidikan. Sebagaimana upaya Kacabdin, Bapak Abdul Hamid, M.Pd,   melakukan"Road Show Kurma"Terhadap beberapa sekolah jenjang SMA/SLB dan SMK dalam Kabupaten Bireuen serta menghadirkan Master sebagai nara sumber inti yang dinahkodai oleh Bapak Khairudin.M.Pd.

"Guru sudah sejatinya, setiap saat meng-update serta mengetahui baik berupa kondisi dan keadaan, proses pembelajaran hingga perubahan kompetensi kurikulum. Pandemi Covid-19 bukanlah penyebab utama terjadinya learning loss, walaupun kemunduran pembelajaran yang dialami siswa memang terasa diperparah kondisinya oleh pandemi. 

Tetapi jika berkaca pada akar permasalahan, learning loss lebih disebabkan oleh cara dalam melakukan pembimbingan kepada siswa. Cara dalam mengetahui problem anak dari minggu pertama sampai minggu terakhir masa pembelajaran, sehingga apa yang disampaikan oleh tenaga pendidik pada anak lebih kepada menuntaskan tanggung jawab terhadap materi kurikulum yang harus disampaikan, tanpa fokus kepada kompetensi peserta didik.

"Maka persoalan anak akan terus semakin sulit, sehingga utang (Tanggung jawab) kita kepada anak itu terus berbunga dan berlipat. Nah, kondisi ini berlangsung sedemikian lama dalam porsi pendidikan kita,” Sebagaimana diutarakan Drs. Zulfikri Anas, M.Ed., Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek dalam webinar yang digelar Direktorat Sekolah Dasar dengan tema “Kurikulum Merdeka: Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik" Senin, 4 April 2022 lalu

Berbicara tentang filosofi Kurikulum Merdeka, Zulfikri Anas mengungkapkan, secara esensi kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk membantu anak dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat, maka kurikulum dipandang harus mengikuti anak dalam membantu proses pendidikannya.

Ruh jalanya proses pembelajaran ada di tangan Guru, namun ketika Ruh itu tidak berjalan semestinya  Apa yang akan terjadi (?)  Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik serta bermutu dan masih apatisnya guru terhadap pemahaman tupoksinya sendiri, dimana guru masih kurang menguasai disiplin ilmunya masing-masing, 

Adakalanya guru masih kurang meng-upgrade pengetahuan teknik dan metode pembelajaran dengan baik, serta masih malasnya guru berkomunikasi dengan teman-teman sejawat menyangkut pengelolaan kelas dengan baik, seandainya materi ataupun teknik yang lebih efektif di gunakan di kelas.

"Guru adalah agen perubahan, namun ketika guru tidak mau berubah, apa jadinya pendidikan (?)

Pembagian buku rapor pembelajaran sudah di bagikan kepada para wali/orang tua ataupun pada siswa/i bersangkutan, namun adakah setiap sekolah melakukan rapat pleno kenaikan kelas sebelumnya. Sehingga melalui pertimbangan, sekiranya ada siswa/i yang minta pindah ke sekolah lain, jika tidak di naikan ke kelas lanjutan. Bagaimana  tidak mengakui sebuah rombel menjadi pertimbangan, sedangkan jam pembelajaran dan sertifikasi guru  diakuinya (?)

"Sayangnya, kerap dijumpai teman-teman guru yang masih menyimpan bahan mengajarnya di sekolah, hanya saat masuk ke kelas baru di ambil, kapan waktunya untuk di pelajari sebagai bahan evaluasi. 
Problematika Proses pembelajaran yang sedemikian"Akankah Menghasilkan Output di dunia pendidikan yang Bermutu (?)

Sementara disisi lain, masih ada sebagian besar para siswa/i di pedesaan atau pun di kota yang ke sekolah tidak membawa apa-apa perlengkapan, bahkan sebagian lainnya ada yang menyimpan di ruangan kelas. Pertanyaan" Kapan para siswa/i mengulang materi yang di sampaikan oleh gurunya (?)

Bila disederhanakan, kurikulum merupakan sebuah rencana pembelajaran yang ditujukan secara umum menuju pendidikan nasional, baik itu lembaga, institusi, berbagai bidang studi berupa instruksi atau penjabaran bidang studi dan apabila disingkat, tujuan kurikulum adalah untuk melancarkan proses dilingkungan pendidikan.

Solusinya", Mengajak semua guru untuk memahami benar tupoksinya sendiri dalam menguasai disiplin ilmu, teknik, metode pembelajaran serta kemampuan pengelolaan kelas dengan baik. Guru semestinya terus meningkatkan komunikasi dengan teman-teman se-disiplin ilmunya.

Penulis: Hasan Basri, S.Pd, M.M,
Kepala SMA N 1 Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh 
dan penulis buku Budaya Organisasi dan kepemimpinan kepala sekolah modern. (Red)