BANDA ACEH | Tanpa terasa, tuntaslah perjalanan, Najwa Asyrafia menimba pendidikan sebagai siswi di sekolah menengah atas (SLTA) ternama. Bersama teman-teman seangkatan menunggu keluarnya sebuah pengumuman dari pihak sekolah yang sangat tahun ditempelkan pada Diding Utama,
Najwa begegas mendahului teman-teman melihat pengumuman yang baru saja di ditempelkan. Dan Alhamdulillah putri Najwa lulus hingga memperoleh undangan kuliah di universitas jantung hati rakyat Aceh, jurusan kedokteran. Tangis bahagia tidak terbendung, rasa ingin segera mengabari kepada kedua orang tuanya tentang kesempatan yang tiba menjelma.
Setiba dirumah, Najwa diam dan tidak mengabari semua pada ibunda, hanya menyampaikan bahwa telah lulus di sekolah. Sontak, Masyithah mengucap Alhamdulillah seraya memberikan satu kecupan kasih sayang buat anak tercinta. Sementara anaknya sedang menyembunyikan sesuatu karena ingin disampaikan prestasi berharga di hadapan kedua orang tuanya.
Tiba masanya ketika sekeluarga berkumpul pada satu malam sambil rehat sejenak dari serangkaian aktivitas masing-masing. Saat itu suasana sedikit membuyar dan hening, barangkali sedang membicarakan berkaitan lanjutan perjalanan pendidikan putri sulungnya melalui sebuah diskusi,
Abdul Muthalib punya prinsip kuat dan berkomitmen, ia tetap menyekolahkan anaknya ke jenjang lebih tinggi walau kondisi dan suasana grafit ekonomoi keluarga tidak menentu.
"Ayah dan Mak, maafkan Najwa yang telah menyembunyikan sesuatu dan belum menyampaikan pada engkau berdua. Seketika semua terdiam, sambil menarik nafas, dimana mereka belum tahu apa maksud dari anaknya dan mereka menunggu,
Ayah dan Mak, Najwa lulus di kedokteran dengan "Bekasi Penuh" seketika itu semua menangis haru dan saling berpelukan " Alhamdulillah, kata ayah, syukran Ya Allah, saat itu Najwa melihat kedua orang tua senang dan terharu.
Tanggal 27 Juli 2022 pukul 04:00 dini hari Abdul Muthalib lelaki separuh baya kembali ke lokasi tempat ia berkerja, kendati kondisi kesehatan tidak fit, namun tetap menuntaskan pekerjaannya.
Tepat pukul 08:00 pagi, Najwa sekeluarga mendapat informasi dimana ayahnya sudah di boyong ke Rumah Sakit Zainal Abidin sedang berada diruang UGD penuh luka di sekujur badan dan dalam kondisi pingsan tidak bergerak,
Berdasarkan keterangan dokter "Abdul Muthalib" menjadi korban laka lantas yang ditabrak oleh seorang pemuda dalam kondisi Teler (Mabuk) di salah satu jalan.
Masya Allah, Ya Allah tolong lah ayahku, hanya pada mu yang bisa kupinta pertolongan, ucap Najwa seketika
Menjelang sore hari, Abdul Muthalib haru mulai siuman, seraya memanggil semua keluarga," Ayah minta maaf pada kalian semua, ucapnya serak-serak dan tidak begitu jelas,
Dalam hati Najwa bergemuruh, menangis tanpa mengeluarkan suara" Ayah" panggil Najwa dalam hati,
"Anakku, tidak perlu bersedih dan menangis, sepertinya ayah sudah saatnya harus pergi. Perlu kalian ketahui bahwa hakikatnya ayah mencintai kalian semua, sebut Abdul Muthalib terbata-bata.
Lanjutnya, jaga ibu, adik dan tuntaskan kuliahmu atas kepercayaan yang di berikan, jangan sia-sia kepercayaan itu, aku bangga, walau tidak sempat melihat secara lahiriah. Insya Allah semua akan tuntas dengan baik sesuai kehendak Allah,
Satu lagi anakku." Jangan katakan pada siapapun bahwa ayahmu semasa hidupnya hanya seorang pasukan berbaju kuning bersenjata sapu dan pangki, pinta sang ayah sambil menahan hembusan nafas terakhirnya.
Setelah kepergian ayahnya, Najwa Asrafia seakan gairah hidup menghilang dari dirinya, hingga kemunculan ayah tercinta hadir melalui sebuah mimpi dan berkata" Anakku, engkau sepertinya tidak perduli dengan amanatku, selain tidak pernah bangga dengan perjuangan ayah sebelumya,
Tatkala terbangun dari mimpi, Najwa langsung mengambil wudhu lalu shalat dan berdoa memohon kepada Allah, kemudian berjanji berusaha melaksanakan apa yang telah diamanatkan ayahnya.
Tibalah saat daftar ulang sebagai Mahasiswa USMU di kedokteran universitas jantung hati rakyat Aceh. Dan Alhamdulillah semua berjalan baik. Dengan mengenang semangat yang pernah di taburkan almarhum ayahnya. Belum sampai berganti tahun, Najwa Asrafia sudah berada titik akhir perkuliahan dan saat ini sedang menuntaskan Skripsi.
Sekiranya suatu hari nanti aku berhasil menjadi seorang dokter, akan ku usahakan berkerja ikhlas pada pekerjaan ku. Aku bangga dengan ayahku, engkau penyemangat hidupku " Wahai ayah dan ibu, walaupun engkau suruh aku sembunyikan identitas pekerjaanmu, tujuanmu supaya anakmu tidak merasa malu,
Sebenarnya, aku bangga menyampaikan pada siapa pun , siapa sebenarnya ayahku, hanya seorang "Penyapu Jalanan" Namun bercahaya, mampu menyemangati putrinya untuk berjuang merubah, mengisi sebuah makna dan arti dalam meniti kehidupan.
Penulis:
Hasan Basri, S.Pd, MM
Kepsek SMAN 1 Simpang Mamplam
Kabupaten Bireuen (Aceh)