Siswa SMP SABIR Nonton Dokumenter dan Melukis Ekowisata Paya Nei

Iklan Semua Halaman



.

Siswa SMP SABIR Nonton Dokumenter dan Melukis Ekowisata Paya Nei

Redaksi @ reaksinews.id
Sabtu, 24 Februari 2024
Foto: Siswa SMP SABIR ikut lomba menggambar pada Pameran kerajinan tangan di Objek Wisata Paya Nie Desa Blang Mee, Kutablang, Bireuen, Aceh (24/2)

BIREUEN-REAKSINEWS.ID | Edukasi dan Serap pemahaman tentang lingkungan hidup, Puluhan Siswa SMP SABIR Bireuen ikut lomba menggambar hingga menonton Film dokumenter di Pusat Pameran hasil Lahan Basah Rawa Gambut Paya Nei, Sabtu (24 Februari 2024)

Mengusung tema "Lahan Basah untuk Kesejahteraan Manusia". Pameran kerajinan tangan digelar di Objek Wisata Paya Nie, Gampong Blang Mee, Kecamatan Kutablang, mulai Jumat 23 hingga 25 Februari 2024.

Kepala SMP SABIR, Sri Dewi, SE, Ak, S.Pd, MPd mengatakan, menghadirkan murid sebagai peserta lomba menggambar pada pameran di destinasi wisata Rawa Gambut Paya Nie, untuk mengedukasi dan memberi pemahaman lebih meluas tentang lingkungan hidup,

Paya Nie salah satu objek wisata Rawa Gambut yang memiliki sejarah yang mengisahkan kemegahan, hingga lingkungan dengan sejumlah sosok Legendaris masa silam, kata Sri Dewi.

Menjadi satu kebanggaan tersendiri khususnya SMP SABIR mengadopsi dari serangkaian sejarah dan cerita (Keterangan) tokoh setempat,

SMP SABIR telah mengabadikan sejarah Legendaris Paya Nie yang diperankan oleh para Siswa/i dalam bentuk TEATHER melalui pertunjukan Panggung di Komplek Sekolah beberapa waktu lalu,

Sederetan sejarah dan legendaris Paya Nie perlu dilestarikan secara berkelanjutan, sebagaimana telah diprakarsai Aceh Wetland Foundation (AWF) melalui pameran  yang menampilkan aneka produk kerajinan tangan dari bahan basah,

Sejumlah Stand Kuliner dengan Sajian menu khas lokal, serta beberapa perlombaan berpotensi besar untuk memperkenalkan Destinasi Wisata Paya Nie ke luar daerah hingga nasional,

Selaku mitra," Terimakasih kepada AWF telah memberi peluang kepada murid SMP SABIR menjadi peserta dalam perlombaan menggambar hingga nonton Film Dokumenter di Kantin Green Kafee pada ajang pameran yang dipusatkan di lokasi Wisata Rawa Gambut Paya Nie, 

Destinasi wisata ini menjadi tempat dan kawasan belajar yang sangat luar biasa untuk sekolah Kami, dengan hamparan alam lokal hingga siswa dapat berkarya bebas, ucap Ibu Sri Dewi.

Sebelumnya, research and campaign officer AWF Aceh, Kiky Suryanti kepada para siswa dan Guru Asuh Pendamping dari  sekolah Alam tersebut menceritakan sejarah latar Legendaris waduk Gambut Paya Nie

"Di Areal lahan basah seluas 300 hektar Rawa Gambut Paya Nie, berbagai macam Ikan, burung-burung dan ekosistem lain hidup dan tumbuh secara berdampingan.

Nuansa Alam ini harus tetap terpelihara dan dilestarikan melalui berbagai program yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Tidak dibenarkan aktivitas dan berburu yang berpotensi merusak ekosistem di sekitaran areal waduk Gambut Paya Nie, officer AWF Aceh memaparkan.

Sementara sesi melukis dipandu langsung oleh Field Officer Backkaru, Alan Kiteng dengan Background dan nuansa latar Rawa Gambut Paya Nie. 

Selain hamparan luas Rawa Gambut, bagi para siswa juga dibenarkan melukis apa saja gambar yang menurutnya lebih baik dan berkualitas.

*Sebagaimana di beritakan Sebelumnya Sejumlah produk kerajinan tangan yang dipamerkan antara lain tas, dompet, kotak tisu, pot bunga, kantong belanja, tas laptop, hingga gantungan kunci,

Selanjutnya ada lomba demo menganyam, lomba memasak ikan paya, pentas seni rapai dan nonton bareng film dokumenter Paya Nie.

Sejumlah produk kerajinan tangan dan perlombaan, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan Andie Seuramoe Reggae.

Diharapkan dengan adanya pameran ini dapat memperkenal produk-produk kerajinan tangan yang bahan bakunya dari lahan basah Paya Nie.(MI)