Foto: Pertemuan Koordinasi Bumdesma di Lokasi Rawa Gambut Payanie, Gampong Blang Me, Kuta blang, Bireuen, Aceh (3/10)
BIREUEN | REAKSINEWS.ID - Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Payanie, yang melibatkan sembilan desa di kawasan Rawa Basah Gambut Payanie, resmi dibentuk beberapa bulan lalu. Pembentukan ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengelolaan emisi karbon dan pengembangan ekowisata.
Pertemuan koordinasi perencanaan program kerja Bumdesma Payanie berlangsung di Tanjong Rawa Gambut Payanie, Desa Blang Me, Kecamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Kamis, 3 Oktober 2023. Dalam kesempatan tersebut, Zulfikar SE, Tenaga Ahli TAPM Bireuen, menjelaskan bahwa pembentukan Bumdesma ini merupakan hasil dari nota kesepahaman (MoU) antara Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan Pemerintah Kabupaten Bireuen.
“Bumdesma Payanie terdiri dari sembilan desa yang berhubungan langsung dengan Rawa Basah Gambut Payanie, yaitu Desa Blang Me, Tingkem Manyang, Kulu Kuta, Glee Putoh, Buket Dalam, Paloh Peuradi, Paloh Raya, Crung Kumbang, dan Tanjong Siron. Abdul Halim dari Glee Putoh ditunjuk sebagai ketua,” ungkap Zulfikar.
Dalam arahannya, Zulfikar menekankan pentingnya konservasi karbon untuk industri yang ramah lingkungan, terutama di kawasan seluas 262 hektar tersebut. Dia menegaskan bahwa P3MD mendukung lahirnya usaha bersama untuk mengurangi emisi karbon.
Tenaga Ahli P3MD Pusat, Anggun Herawan, menambahkan bahwa Bumdesma Payanie perlu menyusun regulasi dan kesepakatan yang kuat terkait emisi karbon dan ekowisata. "Teknis promosi pemasaran juga akan lebih cepat melalui aplikasi digital seperti YouTube, TikTok, dan Lazada. Penting untuk menjaga kesinambungan Bumdesma agar tidak terhenti saat pergantian keuchik,” ujarnya.
Koordinasi tersebut dihadiri oleh Tenaga Ahli P3MD Pusat dan beberapa daerah, serta Keuchik dari sembilan desa. Anggun menyatakan harapan bahwa Bumdesma Payanie akan menjadi yang pertama di Aceh dengan fokus pada pengelolaan emisi karbon dan restorasi gambut.
Ketua Bumdesma Payanie, Abdul Halim, menyambut baik rencana kerja yang dibahas, dengan harapan dana desa dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan program.
Keuchik Blang Me, Ferizal, mengajak semua keuchik untuk bersama-sama menyusun instrumen regulasi yang kokoh dan program kerja terkait emisi karbon dan pengelolaan air. Dia juga menekankan pentingnya dukungan biaya operasional dari semua desa yang terlibat dalam Bumdesma Payanie.(MI)