Kenduri Blang, Tradisi Petani Cot Teubee Sambut Musim Tanam

Foto: Kadis Pertanian dan Perkebunan, Mulyadi,SE,.MM memberi sambutan pada momentum Kenduri Blang di Gampong Cot Teubee, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen (1/5) 

BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Ratusan warga Gampong Cot Teubee, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, memadati Meunasah gampong pada Kamis (1/5/2025) untuk melaksanakan tradisi adat Kenduri Blang atau Kenduri Tron U Blang, sebagai bentuk syukur dan ikhtiar spiritual menjelang masa tanam padi.

Tradisi ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi refleksi kuatnya relasi masyarakat Aceh—khususnya para petani—dengan alam serta nilai-nilai religius yang menyatu dalam kegiatan pertanian. Sekitar 85 persen warga Gampong Cot Teubee menggantungkan hidup dari sektor pertanian, menjadikan acara ini bukan sekadar ritual, tetapi juga penegasan identitas budaya dan sosial.

“Kenduri ini merupakan agenda tahunan yang kami laksanakan secara gotong royong. Setiap keluarga membawa makanan untuk dinikmati bersama sebagai wujud syukur dan harapan akan panen yang melimpah,” ujar Geuchik Cot Teubee, M. Husen, SE., dalam sambutannya.

Ia juga menyambut positif kebijakan nasional yang dinilainya kian berpihak pada petani, seperti kenaikan harga gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram sesuai ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET), serta penurunan harga pupuk bersubsidi yang memberi angin segar bagi petani kecil.

Camat Gandapura, Azmi, S.Ag., yang turut hadir, menyatakan bahwa Kenduri Blang adalah warisan budaya yang harus dijaga bersama. “Ini bukan hanya tradisi, tetapi juga kekuatan spiritual kolektif masyarakat dalam memulai musim tanam,” ujarnya.

Sementara itu, anggota DPRK Bireuen Komisi IV Dapil 3, Hidayatus Siddiq, S.Pd., MM., mengingatkan bahwa meskipun ada penyesuaian anggaran infrastruktur tahun ini, komitmen terhadap ketahanan pangan dan program strategis lainnya tetap menjadi prioritas pemerintah.

Puncak kegiatan diwarnai dengan kehadiran Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Mulyadi, SE., MM., yang hadir memberikan dukungan langsung kepada para petani. Dalam sambutannya, Mulyadi menyatakan bahwa kehadirannya adalah wujud komitmen pemerintah daerah dalam mendampingi petani, tidak hanya dalam aspek teknis, tetapi juga spiritual.

“Kenduri Blang ini bukan hanya budaya, tetapi bagian dari syariat Islam yang memperkuat hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pemerintah akan terus hadir bersama petani, melalui penyuluh dan Menteri Tani yang ditugaskan di setiap kecamatan,” kata Mulyadi.

Dalam sesi dialog yang berlangsung usai kenduri, sejumlah petani menyampaikan keluhan seputar distribusi pupuk bersubsidi, masalah irigasi, dan kendala teknis lainnya. Menanggapi hal ini, Mulyadi menegaskan bahwa pihaknya tengah mengoptimalkan perbaikan distribusi pupuk serta bersinergi dengan dinas terkait dalam penanganan infrastruktur pertanian.

Ia juga menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan kajian ilmiah untuk menentukan jadwal tanam ideal yang dapat meminimalkan risiko serangan hama. “Kami berharap, hasil penelitian ini menjadi pedoman yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan petani,” ujarnya.

Acara ditutup dengan doa bersama dan tausiah oleh Pimpinan Dayah Darussaqdah Gampong Cot Jabet, Abah Rasyidin, yang mengajak seluruh masyarakat memperkuat spiritualitas dan solidaritas dalam mewujudkan ketahanan pangan.

Kegiatan Kenduri Blang ini dihadiri oleh berbagai unsur, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, Muspika Gandapura, DPRK Bireuen, Ketua BKAD, serta tamu undangan lainnya. Semangat kolektif dan harapan akan musim tanam yang sukses terlihat jelas dari antusiasme para petani yang hadir. (MI) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak