Sekolah "Rumah Kedua" Peserta Didik

Iklan Semua Halaman


.

Sekolah "Rumah Kedua" Peserta Didik

Redaksi @ reaksinews.id
Kamis, 06 Oktober 2022
Foto: Hasan Basri, D.Pd, MM, Kepala Sekolah SMAN I Simpang Mamplam, Bireuen, Kamis (6/10)

ACEH | Komunikasi interpersonal dalam proses pembelajaran memerlukan suasana yang tenang dan kondusif, dikarenakan hal faktor tersebut menjadi penunjang fokus dari siswa/i terhadap efektifitas belajar-mengajar. Sejatinya, setiap guru pembimbing perlu memahami kondisi sosial peserta didik, melalui peran yang diciptakan oleh dewan guru itu sendiri,

Sekiranya." Suasana ruangan kelas  nyaman dan aman dapat diwujudkan, melalui "Kebebasan" yang diberikan kepada siswa/i dalam bentuk sebuah aktivitas bernuansa positif tanpa beban, niscaya dapat dipastikan bakal terwujudnya apa yang ingin dicapai di lingkungan pendidikan.

Namun perlu juga diperhatikan, itu semua tidak terlepas dari komitmen dewan guru dalam membangun sebuah hubungan harmonis dan keakraban, baik melalui Komunitas Instruksi, Komunikasi Perasaan, selain mimik wajah dari setiap anak didik yang di perlihatkan. 

Dalam upaya menciptakan lingkungan tersebut tentunya ada beberapa "Trik" yang perlu dilakukan diantaranya, menggunakan kosa kata yang mudah difahami sesuai dengan perkembangan si anak didik, menyesuaikan sebuah pembicaraan dengan jarak tempo dan waktu yang tepat.

Kemudian disisipi kalimat penekanan melalui kata-kata kunci setiap penjelasan pada saat berbicara dan berkomunikasi dengan siswa-i. Sebaiknya tidak menyampaikan hal-hal yang kabur atau bermakna "Ambigu" (ganda), alangkah baik lagi sekiranya dapat menggunakan kalimat yang sebelumnya 
direncana berdasarkan pemikiran logis sebagai dasar berbicara.

Sebuah pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu tahapan proses interaktif dan reflektif melalui
keterlibatan pembimbing. Dikarenakan "Guru" merupakan  orang yang mendampingi terus menerus membawa siswanya mengikuti berbagai kegiatan dan tahapan pembelajaran. 

Seyogyanya dari setiap interaksi antara dewan guru dengan peserta didik melalui metode dan bahan serta tahapan belajar itulah "Kemapuan" Siswa-i dapat dibangun, sehingga penuh makna berlandaskan materi pembelajaran yang diperoleh dari lingkungan pendidikan.

Pada saat penerapan proses selama pembelajaran berlangsung, hubungan komunikasi interpersonal antara 
guru dan siswa secara langsung dapat membantu membentuk lingkungan dan suasana belajar
yang baik. Selain itu juga akan mendorong motivasi belajar bagi setiap peserta didik, oleh karena hal tersebut merupakan
bagian terpenting menuju peningkatan mutu pembelajaran.

Memang tidak dinafikan!!
Setiap tahapan proses pembelajaran bermutu perlu dibarengi (dipenuhi) hubungan emosional yang positif dan harmonis disetiap lingkungan pendidikan dalam bentuk saling
menyayangi antara pendidik dan peserta didik, akrab, bisa dipercayai, bahkan saling menasehati. 

Karena pada Hakikatnya!!
Pendidik bukanlah sebuah mesin yang digerakkan oleh perantara berbetuk minyak maupun pelumas. 

Sejatinya!!
Pendidik adalah makhluk yang memiliki ikatan emosional dan semangat melalui sebuah
perhubungan dengan peserta didik dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan dilingkungan pendidikan.  

Sehingga melakukan setiap tahapan proses pembelajaran dengan penuh keikhlasan, senang, kreativitas dan adakalanya tidak luput dari berbagai tantangan. Namun semua itu merupakan suatu kenikmatan dari sebuah pekerjaan yang ditekuni nya, 

Sehingga dengan demikian sekurang-kurangnya dapat membuat para siswa memandang sekolah sebagai "Rumah Kedua" selain dari rumah hunian keluarganya pada saat berada di lingkungan ia bersekolah.

Komunikasi adalah satu-satunya hal terpenting dan terjadi dalam setiap saat proses pembelajaran berlangsung. Dikarenakan "Komunikasi" Itu sendiri merupakan JANTUNG dari Proses dan tahapan pembelajaran.

Mustahil!!
Dalam setiap proses pembelajaran itu tidak terjadinya hubungan komunikasi 

Katakanlah," Pada saat Guru menjelaskan materi
pembelajaran disetiap kelas, sudah pastinya para siswa berdiskusi, baik dengan pendidik dan sesama peserta didik itu sendiri. Komunikasi tersebut terjadi dalam bentuk sebuah pembahasan yang terdiri dari beberapa topik pembelajaran.

Setiap proses komunikasi selama pembelajaran akan berjalan efektif dalam artian, menyampaikan suatu 
informasi atau pesan yang mudah diterima dan dipahami oleh penerima pesan tersebut." Manakala penyampai pesan itu sendiri harus mampu menghilangkan "Noise" atau gangguan yang dapat mempengaruhi proses belajar-mengajar. 

Kesimpulan !!
Dengan demikian Insyaallah proses pembelajaran dikelas setiap lembaga pendidikan akan berjalan dengan baik dan Mutu tercapai serta Selogan "Merdeka Belajar" Dilingkungan Pendidikan dapat terlaksana.(Red)

Penulis 
Hasan Basri, S.Pd, MM
Kepala SMAN 1 Simpang Mamplam
Kabupaten Bireuen, Aceh
Kamis, Tanggal 06 Oktober 2022

Kami mohon komentar dari Pakar Komunikasi dan Guru Pembimbing ( Dr. Fauzi MM, Dosen Pakar UNIKI Bireuen)