Foto: Hasan Basri, S.Pd., M.M.
BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Dalam dinamika kehidupan sosial yang semakin kompleks, nilai saling menghargai antar sesama menjadi pondasi utama dalam membangun masyarakat yang kokoh, berkeadaban, dan harmonis. Setiap individu dengan profesi yang dijalaninya, sejatinya adalah bagian dari ekosistem sosial yang saling terhubung dan tak terpisahkan.
Kita kerap kali terjebak pada penilaian yang hirarkis terhadap profesi: ada yang dianggap lebih mulia, lebih tinggi, lebih penting, dan sebaliknya. Padahal, dalam realitasnya, setiap pekerjaan—dari yang paling sederhana hingga yang tampak kompleks—memiliki peran vital dalam keberlangsungan hidup bersama.
Bayangkan sejenak seorang petani yang membajak sawah dan menanam padi. Ia mungkin tidak tampil di ruang-ruang rapat atau layar media, namun jasanya sangat nyata: memastikan pangan tersedia di meja makan kita. Lalu seorang juru masak di dapur restoran atau kantin, yang mengolah hasil tani menjadi santapan bergizi—ia menghargai jerih payah petani dengan karyanya.
Begitu pula, seorang dokter yang merawat kesehatan, seorang guru yang membekali generasi muda dengan ilmu, hingga petugas kebersihan yang menjaga lingkungan tetap asri dan nyaman—semuanya adalah simpul penting dalam jaringan sosial yang sehat.
Ketika satu simpul ini diabaikan atau diremehkan, maka keseluruhan sistem akan pincang. Tanpa petani, dari mana sumber pangan? Tanpa guru, siapa yang akan mencetak masa depan? Tanpa petugas kebersihan, apa jadinya ruang publik kita? Keberlangsungan kehidupan ini ibarat rantai yang saling terkait—dan kekuatannya bergantung pada seberapa besar rasa saling menghargai yang tumbuh di dalamnya.
Lebih jauh, kesadaran kolektif akan pentingnya menghormati profesi orang lain menciptakan suasana kolaboratif, bukan kompetisi yang destruktif. Seorang arsitek tak akan dapat mewujudkan visinya tanpa tukang bangunan. Demikian pula, perajin tak bisa berkarya tanpa pasokan bahan dari produsen. Inilah ekosistem sosial yang sehat: hidup dalam ketergantungan yang bermartabat.
Apresiasi terhadap profesi bukan hanya soal penghargaan simbolik, tetapi bentuk pengakuan atas kontribusi nyata terhadap kesejahteraan bersama. Dalam masyarakat yang menghargai kerja dan dedikasi satu sama lain, lahirlah solidaritas dan rasa memiliki yang kuat.
Hidup bukan soal siapa yang paling menonjol, melainkan siapa yang paling tulus memberi arti bagi sesama. Dan harmoni hanya akan tercipta jika kita semua sepakat untuk saling menghormati, dari profesi manapun kita berasal.
Jeunieb, Bireuen
29 Juni 2025
Hasan Basri,.S.Pd,.MM