Manajemen Risiko Bencana Berbasis Partisipasi Masyarakat Aceh Utara

Oleh: Naiza Ferona

Foto: Dokumentasi 

ACEH UTARA,REAKSINEWS.ID | Aceh Utara merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan bencana yang tinggi, seperti banjir, gempa bumi, dan potensi tsunami. Pengalaman masa lalu, termasuk bencana besar seperti tsunami 2004, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting dalam sistem manajemen risiko bencana. 

Pendekatan berbasis komunitas menjadi solusi yang semakin relevan dalam upaya mitigasi di tingkat lokal. Beberapa desa di Aceh Utara telah mulai menerapkan langkah-langkah kesiapsiagaan berbasis masyarakat. 

Program seperti pelatihan evakuasi, pemetaan wilayah rawan, dan pembentukan forum penanggulangan bencana desa (FPRB) menjadi contoh nyata peran aktif warga. Keterlibatan langsung ini membuat respons bencana lebih cepat, tepat, dan sesuai dengan kondisi lokal.

Selain sebagai pelaksana kegiatan mitigasi, masyarakat juga berperan penting dalam menyebarkan informasi darurat secara cepat melalui jaringan sosial yang sudah terbangun. 

Kearifan lokal dan kedekatan antar warga menjadi kekuatan dalam memperkuat sistem komunikasi risiko, terutama di saat teknologi belum tentu bisa diandalkan sepenuhnya.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan teknis, serta belum meratanya informasi menjadi hambatan dalam memperluas pendekatan partisipatif ini. 

Kolaborasi antara pemerintah daerah, LSM, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk memperkuat kapasitas masyarakat secara menyeluruh.

Dengan mendorong peran aktif warga, Aceh Utara tidak hanya memperkuat respons terhadap bencana, tetapi juga membangun ketahanan komunitas yang berkelanjutan.

 Manajemen risiko bencana berbasis partisipasi masyarakat adalah langkah strategis yang menempatkan warga sebagai garda terdepan dalam menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup di daerah rawan bencana, seperti banjir, gempa bumi, dan potensi tsunami. 

Pengalaman masa lalu, termasuk bencana besar seperti tsunami 2004, menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting dalam sistem manajemen risiko bencana. Pendekatan berbasis komunitas menjadi solusi yang semakin relevan dalam upaya mitigasi di tingkat lokal.

Beberapa desa di Aceh Utara telah mulai menerapkan langkah-langkah kesiapsiagaan berbasis masyarakat. Program seperti pelatihan evakuasi, pemetaan wilayah rawan, dan pembentukan forum penanggulangan bencana desa (FPRB) menjadi contoh nyata peran aktif warga. 

Keterlibatan langsung ini membuat respons bencana lebih cepat, tepat, dan sesuai dengan kondisi lokal.
Selain sebagai pelaksana kegiatan mitigasi, masyarakat juga berperan penting dalam menyebarkan informasi darurat secara cepat melalui jaringan sosial yang sudah terbangun. 

Kearifan lokal dan kedekatan antar warga menjadi kekuatan dalam memperkuat sistem komunikasi risiko, terutama di saat teknologi belum tentu bisa diandalkan sepenuhnya.
Meski demikian, tantangan tetap ada. 

Keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan teknis, serta belum meratanya informasi menjadi hambatan dalam memperluas pendekatan partisipatif ini. Kolaborasi antara pemerintah daerah, LSM, dan lembaga pendidikan sangat diperlukan untuk memperkuat kapasitas masyarakat secara menyeluruh.

Dengan mendorong peran aktif warga, Aceh Utara tidak hanya memperkuat respons terhadap bencana, tetapi juga membangun ketahanan komunitas yang berkelanjutan. 

Manajemen risiko bencana berbasis partisipasi masyarakat adalah langkah strategis yang menempatkan warga sebagai garda terdepan dalam menjaga keselamatan dan keberlangsungan hidup di daerah rawan bencana.

Penulis: Naiza Ferona
Mahasiswa Psikologi
 Unimal

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak