Ketua KPK"PANCASILA SAKTI"Energi Pengentasan Laten Korupsi

Reaksinews.id | Jakarta - Lebih dari setengah abad lalu, Kesaktian Pancasila di uji dan teruji menyelamatkan bangsa ini dari bahaya laten komunis, bukan sekedar catatan sejarah. H. Firli Bahuri" Laten korupsi sifatnya mirip-mirip Covid-19, Jum'at (1 Oktober 2021)

Ketua KPK H. Firli Bahuri dalam siaran persnya yang diterima redaksi, Jumat (1/10) menyampaikan, 
Lebih dari setengah abad lalu, Kesaktian Pancasila di uji dan teruji menyelamatkan bangsa ini dari bahaya laten komunis yang menjadi satu dari beragam persoalan besar negara, dimana situasi sosial kemasyarakatan kala itu sangat rentan terfragmentasi

Hari ini, Jumat (1 Oktober 2021) kita kembali memperingati"Hari Kesaktian Pancasila" dimana latar belakang sejarah yang membuktikan betapa 'sakti' nya Pancasila ketika itu, sebagai Ideologi, Falsafah kehidupan bagi segenap bangsa, rakyat dan negara Indonesia, ungkap Firli 

Disebutkan Firli" Berdasarkan cerita dan catatan sejarah, serta rentetan peristiwa kelam laten komunis yang mengancam keutuhan hingga masa depan republik ini, maka dapat kita simpulkan" Kesaktian Pancasila bukan sekedar jargon apalagi dijadikan ajian mandraguna untuk menghadapi berbagai permasalahan besar bangsa. 

Pancasila benar-benar sakti,  berdayaguna bagi kehidupan, keutuhan masa depan negara. Hendaknya Ruh yang terpancar dari 5 butir Pancasila, senantiasa dijaga dan mengisi sukma serta ternanam dalam relung jiwa segenap anak bangsa, ujra Ketua Firli

"Untuk itu, tanpa harus merubah fundamentalnya, Ruh Pancasila terbukti mampu memberikan kekuatan bagi bangsa ini dalam menghadapi tantangan, dinamika serta ragam persoalan negara sejak zaman dulu hingga masa kini". 

Setelah teruji menjadi solusi pengentasan laten komunis di masa lalu, Ruh dari Kesaktian Pancasila sangat kita butuhkan untuk menangani laten korupsi yang sifatnya mirip-mirip Covid-19. Dikarenakan kerap berevolusi, selain mampu bermutasi dan beradaptasi hingga dapat terus hidup dari masa ke masa, papar Firli.

Lanjutnya" Lebih buruk dan jahat dari laten komunis, laten korupsi telah berurat akar di republik ini, sehingga menjadi permasalahan besar selain  penghalang utama pergerakan segenap eksponen bangsa dalam mewujudkan tujuan bernegara.

Tidak dipungkiri, bukan sedikit oknum-oknum di negeri ini melihat Kesaktian Pancasila sebagai"Mantra" politik semata, namun tidak dari sisi pandang sebagai sebuah ideologi sakti. Seyogianya dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan, karena ianya merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dari seluruh generasi bangsa Indonesia. 

Amat disayangkan jika", Laten jahat korupsi lambat laun akan merubah generasi menjadi manusia berperilaku koruptif. Sehingga tidak ada lagi Ruh dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan, pada dirinya, ungkapnya

H  Firli Bahuri mengingatkan kepada segenap bangsa Indonesia, siapapun yang melakukan korupsi, mereka adalah "Pengkhianat Pancasila" mengingat kejahatan kemanusiaan ini, jelas sangat bertentangan dengan setiap prinsip atau azaz yang terkandung dalam 5 butir Pancasila, 

Sebagaimana pada butir pertama" Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini seyogianya mengingatkan kita akan nilai-nilai ketuhanan, supaya senantiasa memberikan tauladan akan kebaikan. Dengan meyakini serta mengamalkan butir-butir dimaksud, niscaya perilaku kita akan terjaga dan dapat menjauhi perbuatan buruk tersebut.

Jika itu diamalkan, kata Firli" Kita juga tidak akan ramah dengan hal buruk seperti berperilaku koruptif dan korupsi, karena kita memahami hak-hak orang lain. Sehingga tidak akan mengambil yang bukan hak, oleh karena kita terdiri dari kalangan manusia yang adil dan beradab, sesuai dengan butir kedua Pancasila.

Dengan demikian" Insya Allah sila ketiga, Persatuan Indonesia akan terwujud, senantiasa menjadi kekuatan bagi segenap bangsa Indonesia. Kejahatan kemanusiaan yang dampak destruktifnya bukan sekedar merugikan keuangan semata, namun dapat menghancurkan tujuan bernegara dan masa depan bangsa. 

Agar ianya terlaksana lebih efektif, terukur, cepat dan efisien, perang melawan laten korupsi ini seyogianya perlu dilakukan dengan penuh hikmat dibarengi kebijaksanaan, sebagaimana esensi dari butir ke empat Pancasila. Perang badar melawan korupsi dinegeri ini bertujuan untuk mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, seperti yang termaktub dalam butir kelima Pancasila. 

Sungguh jelas dan lugas makna, esensi, tauladan serta nilai-nilai baik yang dapat kita peroleh dari Kesaktian Pancasila, dimana Panca (lima) dan Sila (asas atau prinsip) yang terkandung didalammya telah menjadi satu kesatuan utuh serta saling mengikat untuk kita jadikan sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. 

"Kesaktian Pancasila bukan sekedar catatan sejarah, tidak hanya perlu di ingat, hanya dikenang atau menjadi bahan perenungan semata. 

Nilai-nilai dari Kesaktian Pancasila sepatutnya kita jiwai dan dijadikan Ruh serta energi untuk membentuk karakter anak bangsa, agar terbebas dari rong-rongan golongan dan paham-paham yang anti terhadap prinsip-prinsip falsafah Pancasila. 

Sebagai abdi negara, segenap insan KPK telah menjadikan Kesaktian Pancasila sebagai energi terbarukan yang tidak akan pernah habis, sebagai motor untuk mengakselerasi percepatan penanganan laten korupsi di Indonesia. 

Pedoman tersebut dijadikan sebagai landasan serta bagian dari penyelenggara negara, pelaksana undang-undang" Untuk itu, seluruh ASN yang bertugas di KPK "wajib" menjiwai Pancasila saat menjalankan tugas dan kewajiban. Dimana kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, proporsionalitas dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, selalu di kedepankan dan utamakan. 

Kembali diingatkan, KPK berpedoman teguh terhadap nilai-nilai Pancasila agar tetap istiqomah, independen  dan terbebas dari rong-rongan serta pengaruh paham-paham tertentu melalui kekuasaan apapun. Siap melaksanakan tugas yang diberikan negara dan Rakyat Indonesia sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di NKRI. 

Mari bersama memperingati Hari Kesaktian Pancasila dengan Ruh dan semangat ANTIKORUPSI untuk Indonesia bebas korupsi, sesuai cita-cita, impian dan harapan segenap masyarakat, demi terwujudnya kesejahteraan umum dan kecerdasan kehidupan bangsa dari Sabang sampai Merauke", Seranya mengucap salam, Ketua KPK mengakhiri (Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak