Simbol Syukuran: Kadistanbun Bireuen Hadiri Kenduri Blang di Tanjong Mesjid

Foto: Kadistanbun, Mulyadi, SE,. MM memberi sambutan pada Syukuran Kenduri Blang di Gampong Tanjong Mesjid, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh (5/5) 


BIREUEN,REAKSINEWS.ID | Ratusan warga Gampong Tanjong Mesjid, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, tumpah ruah ke halaman Meunasah desa pada Senin (5/5/2025) untuk melaksanakan tradisi tahunan Kenduri Blang atau Khanduri Tron U Blang. Tradisi ini menjadi simbol rasa syukur dan doa bersama masyarakat petani menjelang musim tanam padi.

Kegiatan adat yang kental dengan nuansa kebersamaan ini dipimpin oleh Waled Burhan, Imum Syik Masjid Taqwa Gandapura. Sejak pagi, warga bergotong royong memasak di lingkungan meunasah, menghidangkan sajian khas kenduri sebagai bagian dari ikhtiar spiritual demi kelancaran musim tanam serta harapan terwujudnya swasembada pangan.

PJ Geuchik Tanjong Mesjid, Sayuti, S.HI., dalam sambutannya mengatakan, lebih dari 80 persen warga menggantungkan hidup dari sektor pertanian. "Kenduri ini merupakan agenda rutin yang kami laksanakan bersama, sebagai bentuk rasa syukur sekaligus memohon keberkahan agar hasil panen mendatang melimpah," ujarnya.

Sayuti juga mengapresiasi sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai semakin berpihak kepada petani, di antaranya penetapan harga gabah menjadi Rp6.500 per kilogram serta penurunan harga pupuk bersubsidi.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Camat Gandapura Azmi, S.Ag., yang menegaskan pentingnya pelestarian tradisi lokal sebagai bagian dari ketahanan sosial dan budaya. "Kenduri Blang bukan sekadar budaya, ini cerminan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta," kata Azmi.

Sementara itu, anggota DPRK Bireuen Komisi IV Dapil 3, Hidayatus Siddiq, S.Pd., MM., menyampaikan komitmen legislatif dalam mendukung program ketahanan pangan, meskipun ada penyesuaian anggaran infrastruktur. "Kami tetap menjadikan sektor pertanian sebagai prioritas utama," ujarnya.

Puncak acara ditandai dengan kehadiran Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Mulyadi, SE., MM. Dalam sambutannya, Mulyadi menekankan bahwa kehadiran pemerintah bukan hanya dalam bentuk kebijakan, tetapi juga melalui kedekatan emosional dan pendampingan langsung kepada petani.

"Kenduri Blang bukan sekadar upacara adat, melainkan bagian dari nilai-nilai syariat Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga alam dengan hati. Kami hadir untuk mendampingi petani, melalui penyuluh pertanian dan fasilitator yang ditugaskan di tiap kecamatan," ujar Mulyadi.

Dalam sesi dialog dengan petani, sejumlah persoalan disampaikan, mulai dari distribusi pupuk subsidi yang belum merata, persoalan irigasi, hingga minimnya infrastruktur pertanian. Menanggapi hal itu, Mulyadi memastikan bahwa Dinas Pertanian terus berkoordinasi lintas sektor untuk memperbaiki jalur distribusi dan melakukan normalisasi saluran serta jalan usaha tani.

"Selain itu, kami tengah menyusun jadwal tanam berbasis kajian ilmiah untuk meminimalkan serangan hama dan meningkatkan produktivitas," tambahnya.

Salah satu tokoh kelompok tani, Armiadi Ibrahim (43), Ketua Gapoktan Intan Jaya, mengungkapkan bahwa luas lahan persawahan di desa mereka mencapai 50 hektar, sebagian besar mengandalkan tadah hujan dan pompanisasi dari 17 unit sumur bor. Ia berharap adanya dukungan pemerintah untuk normalisasi saluran dan perbaikan jalan usaha tani.

"Kami butuh normalisasi saluran air dan peningkatan jalan usaha tani agar distribusi air dan hasil panen bisa lebih lancar," ungkap Armiadi.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh unsur Muspika Gandapura, para penyuluh pertanian, tokoh agama, dan masyarakat setempat. Tradisi ini tidak hanya mempererat kebersamaan warga, tetapi juga memperkuat semangat kolektif dalam menjaga ketahanan pangan lokal.(MI) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak