Oleh: Juwaini Husen
Foto: Ilustrasi
BIREUEN,ACEH,REAKSINEWS.ID | A man who truly loves you has no reason to hurt you. Karena saat cinta menjadi bahasa jiwa, maka luka yang ia torehkan kepadamu, sejatinya akan menyayat dirinya sendiri.
Laki-laki yang setia tidak selalu piawai merangkai kata manis. Ia tidak hidup dalam puisi atau dongeng penuh rayuan. Tapi ia mencintaimu dengan cara yang tak biasa—in silence, with loyalty, and quiet sacrifices.
Saat dia jauh dari pandanganmu, bukan berarti hatinya ikut menjauh. Dibalik makna cinta dan kegelisahan."Ia justru menjaga batas, menjaga komitmen, menjaga getar rasa yang hanya ditujukan padamu. Kesetiaannya bukan sekadar ucapan, tetapi tindakan yang tak henti ia ulang meski kamu tak selalu melihatnya.
Di tengah kesibukan, bahkan dalam tekanan paling berat, dia masih menyempatkan waktu. He makes time, not excuses. Ia tidak menunggumu meminta perhatian. Karena baginya, kamu adalah prioritas meski tidak pernah menyuruh untuk diprioritaskan.
Ketika pikirannya kusut, ketika hidup menekannya dari segala arah, hanya satu tempat yang ia tuju: kamu. You are his safe haven, the calm in his storm. Dia datang bukan untuk membebanimu, tapi karena percaya, hanya kamu yang bisa memeluk resahnya dan menyalakan semangatnya kembali.
Tahukah kamu? Banyak duri yang menggores langkahnya dalam perjuangan mencintaimu. Banyak tekanan yang membuatnya ingin menyerah. Tapi semua itu tak pernah cukup kuat untuk membuatnya mundur, sebab dalam dirinya ada satu alasan kuat untuk bertahan: you.
Mungkin dia bukan Romeo yang puitis atau sosok sultan yang bisa membelikan dunia. Tapi satu hal yang harus kamu tahu: his heart is genuine, and his love is rare. Di hatinya, tertanam ketulusan yang tak semua lelaki mampu miliki.
Jadi, tolong—hargai dia. Cintai dia. Sayangi dia. Karena jika kamu sengaja mematahkan hatinya, kamu mungkin tidak akan pernah lagi menemukan cinta yang setulus itu dalam lelaki lain.
Cinta bukan tentang siapa yang paling sempurna. Tapi tentang siapa yang tidak pernah lelah berjuang, meski berkali-kali merasa kalah.
Jeunieb, 28 Juni 2025
Juwaini Husen