Foto: Martinus Jaha Bara, Direktur Utama PT Portal Sumba Sabana (15/6)
SUMBA, NTT,REAKSINEWS.ID | Dukungan terhadap wacana pembentukan Provinsi Sumba Sabu Raijua (SSR) kian menguat. Salah satu suara strategis datang dari Direktur Utama PT Portal Sumba Sabana (PSS), Martinus Jaha Bara, yang menilai inisiatif tersebut sebagai langkah bersejarah dalam mempercepat pembangunan dan mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat kepulauan di kawasan itu.
Dalam pernyataannya kepada media, Martinus menegaskan bahwa PT PSS—sebuah entitas lokal yang bergerak di bidang media, layanan publik, promosi pariwisata, dan pemberdayaan komunitas—mendukung penuh pembentukan Tim Inisiator Provinsi SSR. Ia menilai langkah tersebut bukan semata pemekaran administratif, melainkan upaya strategis untuk memperpendek rantai birokrasi, meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dan memperkuat identitas wilayah.
“Kami mendukung sepenuhnya pembentukan Provinsi Sumba Sabu Raijua sebagai bagian dari cita-cita besar menuju pemerataan pembangunan. Dengan provinsi baru, kami meyakini wilayah ini akan lebih berdaya saing dan berdaya tumbuh,” ujar Martinus, Minggu (15/6/2025).
Menurutnya, selama ini masyarakat Sumba dan sekitarnya masih menghadapi keterbatasan dalam akses layanan dasar, infrastruktur, serta daya dorong ekonomi. Dengan hadirnya provinsi baru, lanjut Martinus, harapan untuk tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru bisa lebih realistis.
Martinus juga menekankan pentingnya membangun kolaborasi multipihak antara pemerintah daerah, tokoh adat, masyarakat sipil, serta pelaku usaha lokal untuk menyusun roadmap pembangunan yang inklusif dan berorientasi jangka panjang. Ia menilai dukungan dari akar rumput menjadi elemen kunci dalam membangun legitimasi sosial dan politik atas gagasan pemekaran ini.
“Kami di PT PSS akan turut mengambil peran dalam menyosialisasikan gagasan ini secara sehat dan berimbang. Ini bukan semata urusan elite, tapi perjuangan kolektif masyarakat Sumba,” tegasnya.
Ia juga menyoroti besarnya potensi wilayah SSR, baik dari aspek sumber daya alam, warisan budaya, maupun kualitas sumber daya manusia. Dengan pendekatan otonomi yang kuat, menurutnya, daerah ini akan mampu mengekspresikan keunggulannya secara maksimal di tingkat nasional.
Gagasan pembentukan Provinsi Sumba Sabu Raijua sejatinya telah bergulir selama beberapa tahun terakhir. Namun, baru belakangan ini mendapatkan momentum setelah semakin menguatnya aspirasi lokal dan dukungan dari berbagai elemen strategis, termasuk kalangan swasta dan tokoh masyarakat diaspora.
Martinus melihat bahwa ini adalah momentum politik dan sosial yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
“Waktunya sudah tepat. Kini tinggal menunggu langkah konkret di tingkat pusat. Kami siap menjadi bagian dari sejarah penting ini,” ujar Martinus.
Dengan peran serta pelaku lokal seperti PT PSS, Martinus berharap pembentukan Provinsi SSR tidak hanya menjadi simbol administratif baru, tetapi benar-benar menjadi wadah kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Sumba, Sabu, dan Raijua.(**)